Seminar Nasional Komunikasi Inklusif Gender dalam Pemerataan Kesehatan

Diposting pada

Serang, 16 oktorber 2021

Prodi Magister Ilmu Komunikasi  Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Pascasarjana mengadakan kegiatan seminar yang dilaksanakan secara online dengan tema “Komunikasi Inklusif Gender Dalam Pemerataan Kesehatan”. Kegiatan  ini dihadiri Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya sebagai keynote speaker atau pembicara utama. Selain itu, seminar juga akan menyuguhkan para narasumber yang ahli dibidangnya, seperti Ria Mahdria Fitri (anggota Komisi V DPRD Banten), Irawan Prayoga (Subdit Komunikasi dan Informasi Kesehatan Kementerian Komunikasi dan Informatika) dan Elma Adisya (Multimedia Konten Kreator Magdalena.co).

Pembukaan seminar dengan tema “Komunikasi Inklusif Gender Dalam Pemerataan Kesehatan”. Di pimpin langsung Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, ST., MT dan penyampaian sambutan  oleh Dr. Aan Asphianto, S.Si, SH., MH selaku Direktur Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan dimoderatori oleh Yearry Panji Setianto, M.Si Ph.D Selaku Akademisi Untirta.

Seminar nasional yang dimulai pukul 08.00 – 13.30 wib ini, selain bisa diikuti melalui aplikasi zoom juga ditayangkan live via aplikasi YouTube.

Dijelaskan Nia, Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Rd. Nia Kania Kurniawati, menurutnya kemajuan suatu daerah bisa dilihat dari sumber daya manusia (SDM)-nya. Untuk itu, tiap daerah harus melahirkan SDM berkualitas yang mampu memajukan daerahnya dan mampu bersaing diberbagai sektor, termasuk di Provinsi Banten. Semua itu dapat diwujudkan melalui kesehatan, pendidikan yang merata dan berkualitas, serta meningkatnya peran perempuan dalam semua sektor sosial. “Namun sekarang ini, di Provinsi Banten, angka penderita gizi buruk, AKI dan stunting masih tinggi. Ketersediaan faskes dan tenaga kesehatan untuk melayani masyarakat, juga masih minim,” pungkasnya.
Sementara Sekretaris Prodi Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Ail Muldi mengungkapkan, berdasarkan data yang dirilis United States Agency for International Development (USAID), di Provinsi Banten rata-rata setiap minggu, ada 5 ibu dan 27 bayi yang baru lahir meninggal dunia. Untuk itu, seminar nasional ini akan difokuskan pada distribusi pengetahuan tentang kampanye sosial yang berorientasi gender dalam meningkatkan kesadaran masyarakat soal isu kesehatan, terutama yang terkait dengan kasus gizi buruk, stunting serta kesehatan ibu dan anak.

“Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai suatu prodi dengan orientasi di bidang komunikasi perubahan sosial, memandang perlu menggelar seminar ini, untuk meningkatkan wawasan yang sentsitif gender, meningkatkan pembangunan bidang kesehatan, serta membuka jaringan dan kolaborasi lembaga akademik dengan lembaga lainnya,” paparnya.