Pascasarjana Untirta Gelar Workshop RPL untuk Peningkatan Kapasitas Jumlah Mahasiswa

Diposting pada

Pascasarjana Untirta RPL menggelar Workshop Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) di Aula Gedung Kartiwa Suriasaputra, Kampus Untirta Pakupatan, Kota Serang, Selasa, 16 Januari 2024. Hadir dalam kegiatan ini Direktur Pascasarjana Prof. Dr. Aan Asphianto, S.Si.,S.H.,M.H., Wakil Direktur Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama Prof. Dr. Eng. A. Ali Alhamidi, S.T., M.T., Wakil Direktur Bidang Perencanaan, Keuangan dan Umum H. Kurnia Nugraha, S.T., M.T., para Kaprodi dan Sekretaris Prodi, dan staf di Pascasarjana Untirta, serta Pemateri dari Belmawa atas nama Dr. Sandra Aulia Zani, dan H elsa Jumaipa WY, S.Pd.

Prof. Ali dalam sambutannya menyampaikan, ketika pengajuan sebuah prodi sudah selesai dan ada tren mahasiswa masih minim maka Pascasarjana tentu membuat strategi untuk meningkatkan jumlah mahasiswa dengan berbagai hal dan RPL adalah suatu hal yang bisa ditempuh.

“Pada pelaksanaan worshop hari ini kita melihat satu potensi bahwa kita ada di lingkungan wilayah industri atau lingkungan lain di stakeholder, atau PNS di lingkungan lain dan di sini kita membuat sebuah legal formal melalui cara rekognisi sehingga mereka memungkinkan untuk melanjutkan jenjang studi,” jelasnya.

“Tentu ini menjadi harapan buat kita semua agar calon mahasiswa memiliki tren animo tnggi untuk menguatkan mereka ingin lanjut studi. Sama seperti kita berkompetisi dengan PTS saling menonjolkan kelebihan masing-masing. Ke depan saya yakin dengan Program RPL banyak calon mahasiswa yang ikut bergabung,” ujarnya.
Multidisiplin dengan pembagian itu hal yang sangat kita hatapkan dapat mendapatkan lulusan yang andal. Bahwa salah satu kendala setelah dilakukan pemisahan pengelolaan multi dan mono ada di satu pihak jurusan atau prodi masih bagus penambahan mahasiswanya seperti manajemen teknologi pendidikan ada beberapa ptodi mengalami penurunan sehingga dilakukanlah bench Marking dipimpin oleh wadir 1 bagaimana caranya merekrut mahasiswa baru mengoptimalkan Ruang ruang yang ada di banten. Apakah mungkin di prodi yang lain yang ada di mono. Bagaimana seperti vokasi keteknikan.

Sementara Prof. Aan mengatakan, usai pemindahan multidisiplin dan monodisiplin pada Pascasarjana Untirta ada penambahan dan pengurangan pada tiap jurusannya. Hal ini menurutnya menjadi tantangan tersendiri.

“Mudah-mudahan dengan pencerahan dari Bu Helsa bagaimana skemanya dari para pekerja atau dari mahasiswa nonformal informal ingin menjadi sarjana atau magister bisa direkognisi. Sehingga bisa dikonversi. Kelebihannya bisa dari jangka waktu pendidikan atau terkait hal pembiayaannya,” katanya.

Helsa menjelaskan terkait dengan strategi RPL di antaranya adalah Pascasarjana mulai membuat pedoman RPL yang melibatkan elemen kampus dengan rincian tugas dan tim pengelolanya.

“Tim pengelola dari Prodi dan ahli dalam bidang IT. Kemudian membuat pedoman sehingga memudahkan segala proses RPL itu sendiri. Selebihnya Pascasarjana juga harus rajin mengecek perihal RPL di website yang kami kelola yakni Sierra,” jelas Helsa.

(Berita disadur dari: https://untirta.ac.id/2024/01/16/pascasarjana-untirta-gelar-workshop-rpl-untuk-peningkatan-kapasitas-jumlah-mahasiswa/?fbclid=IwAR168nVQfkTUrNvJSEG55MBCIwX1K7Ks-sRol-uHMxeyWP4B0BT0j0ffwuE HI/AAP)